Archive for 2018
Rangkumam
Sistem Pakar
Judul Buku
: “Sistem Pakar dan Pengembangannya”
Pengarang :
Sri Hartati & Sari Iswanti
BAB III
MEMBANGUN
SISTEM PAKAR
3.1
pembangun sistem pakar
Untuk
membangun sistem pakar diperlukan alat bantu dalam kurung tool. Alat bantu tersebut
dapat berupa bahasa pemrograman tingkat tinggi atau dengan perangkat lunak
komersial commercial expert system shell.
3.1.1 Shell
Shel merupakan
paket fasilitas perangkat lunak yang digunakan untuk membangun sistem pakar.
Sheel merupakan mesin inferensi dari sebuah sistem pakar. Sheel dapat juga
dikatakan sebagai kerangka sistem. Memberikan basis pengetahuan yang sesuai
dengan sifat representasi pengetahuan dalam suatu sheel akan membentuk sebuah
sistem pakar.
3.1.2
bahasa pemrograman
Bahasa
pemrograman tingkat tinggi yang khusus ditunjukkan untuk aplikasi kecerdasan
buatan adalah LIPS dan PROLOG. Bahasa ini adalah bahasa pemrograman yang
deklaratif yang mempermudah dan mempercepat waktu pemrograman ketika menggunakan
representasi pengetahuan.
3.1.2.1
LIPS ( List Processing)
List
Processing awalnya merupakan bahasa pemrograman yang digunakan oleh para
peneliti untuk mengimplementasikan secara efisien program komputer yang mampu
menalar. Representasi sebuah list dalam memori komputer adalah derajat sel yang
memuat dua bagian atau Fields. Bagian otak pertama berisi simbol sedang bagian
yang lain berupa pointer sel berikutnya, atau tiap sel bisa berisi sebuah
pointer untuk simbol atau untuk sel yang lain.
Dengan
penggunaan list, seorang pemrograman tidak perlu tahu ukuran atau struktur data
pada program dituliskan. Pada Lips, ukuran dan bentuk dari sembarang list yang
diberikan dapat berubah secara terus-menerus tidak berakibat pada saat program
dieksekusi. Hal ini tidak terjadi pada pemrograman dengan bahasa pemrograman
yang lain yang harus menentukan ukuran dan struktur data sehingga komputer
dapat di alokasikan memori yang tepat.
Struktur
dasar bahasa LIPS yang sederhana merupakan kombinasi antara elemen basaha
berikut : atom, lips dan prosedur. Atom merupakan unit terkecil dalam lips dapat
berupa simbol atau angka. Simbol dapat digunakan untuk mempresentasikan hampir
segala sesuatu termasuk angka, kata, nama orang, juga nama-nama fungsi lips.
3.1.2.2 Prolog
(Programming Logic)
Prolog
awalnya digunakan sebagai pengolah bahasa alami kemudian menjadi populer karena
kemampuannya untuk aplikasi manipulasi symbol. PROLOG disebut sebagai program
logika karena mendukung representasi pengetahuan dan metode pemrograman
berbasis logic. Menggunakan logika untuk menyelesaikan masalah statemen-statemen
PROLOG diinterpretasikan sebagai kalimat logika titik dengan menggunakan PROLOG
pemrogram menjabarkan masalahnya dalam bentuk fakta dan kaidah.
Struktur
program PROLOG berupa fakta kaidah dan pertanyaan. Fakta merupakan representasi
adanya hubungan antar objek. Pertanyaan merupakan merupakan bagian di mana
pemakai dapat menanyakan apa saja yang benar ketika program sedang
berkomunikasi dengan prolog memakai dapat menanyakan sesuatu. Kaidah pada PROLOG
mempunyai bentuk F1:- F2. Simbol :- berarti jika (if). F1 dan F2 adalah fakta.
3.1.2.3
Bahasa Pemrograman yang Umum
Bahasa Pemrograman yang
Procedural maupun yang visual seperti PASCAL, C, C++, JAVA, DEPHI, VISUAL BASIC
Maupun yang lainnya dapat pula dipakai untuk membangun sistem pakar. Adapun
cara mempresentasikan dalam bentuk kaidah IF-THEN yang mana bagian THEN akan
nilai benar jika satu atau lebih sekumpulan fakta atau hubungan antar fakta
diketahui benar, dan memenuhi bagian IF. Kaidah bisa merupakan hubungan logis antar
gejala dan penyebabnya, hubungan antara sebab akibat, hubungan antara kondisi
dan tindakan.
3.2
MEMBANGUN SISTEM PAKAR
Paul Harmon
dan David King tahun (1985) dalam bukunya membagi sistem pakar dalam tiga tipe
yaitu :
a. Kecil atau sederhana (small)
b. Besar (large)
c. Sangat besar (very Large)
Membangun
sistem pakar sederhana yaitu :
1. Memilih tool
2. Identifikasi masalah dan menganalisa
pengetahuan untuk dimasukkan ke dalam sistem pakar
3. Merancang sistem
4. Membangun Prototype system
menggunakan tool
5. Melakukan uji coba dan memperbaiki
sistem sehingga sesuai kriteria yang diinginkan
6. Melakukan memelihara dan
pemutakhiran sehingga sistem jika diperlukan
Merancang
sistem, didalamnya termasuk dijelaskan bagaimana kaidah itu didapatkan dengan
kata lain proses representasi pengetahuan dari pengetahuan yang berhubungan
dianalisis dan telah ditentukan bentuk representasi pengetahuan nya pada
langkah kedua. Misalnya dari pengetahuan yang berhasil dihimpun dan ditentukan
bentuk representasi nya pengetahuan yang paling sesuai adalah kaidah produksi
langkah-langkah yang bisa dilakukan adalah
2. Buat pohon keputusan
3. Tentukan kaidah-kaidah nya dalam
bentuk kaidah produksi
Sudah
ditentukan dalam bentuk tertentu siap dimasukkan ke dalam sistem. Prototype
System yang dibangun harus mengacu pada struktur atau arsitektur sistem pakar
yang telah ditentukan.
3.2.2
MEMBANGUN SISTEM PAKAR BESAR
Salah satu
kriteria sistem pakar dikatakan bertipe besar, dilihat dari jumlah kaidah yang
terkandung di dalamnya yaitu 500 - 3000 kaidah (Harmon dan King 1985). Fase-fase
yang dilakukan dalam membangun sistem pakar yang besar beserta perkiraan waktu
dan hasilnya seperti terlihat pada gambar :
BAB IV
RANCANGAN
BANGUN SISTEM PAKAR
4.1 Memilih tool
Alat bantu
yang digunakan untuk membangun sistem pakar adalah Turbo prolog.
4.2 Identifikasi dan Menganalisa Masalah
Domain yang
ditentukan adalah perbaikan komputer meliputi kerusakan yang ada pada perangkat
keras computer. Pada langkah pertama pada fase ini adalah akuisisi pengetahuan
yaitu panggilan atau pengumpulan pengetahuan dari sumber-sumber yang tersedia.
Sumber pengetahuan suatu kepakaran dapat diperoleh dari pakar domain tertentu
maupun kepakaran laten.
4.3 merancang sistem pakar
Proses yang
dilakukan pada fase merancang sistem pakar merupakan kelanjutan dari masa
sebelumnya yaitu langkah-langkah yang dilakukan dari pengetahuan yang berhasil
dirumuskan sampai pada bentuk representasi pengetahuan yang dipilih langkah-langkah
tersebut meliputi :
1. Sajikan dalam bentuk tabel utusan
2. Buat pohon keputusan
3. Tentukan kaidah kaidah nya dalam
bentuk kaidah produksi
4.4 membangun Prototype menggunakan tool
Beberapa
karakteristik prototipe sistem pakar yang akan dibangun sebagai berikut :
a. Menggunakan Turbo prolog sebagai
alat bantu (tool)
b. Mempunyai kemampuan untuk klasifikasi
c. Mempunyai fasilitas Penjelasan alasan
4.4.1 Basis pengetahuan
Telah
dipilih format kaidah produksi untuk representasi pengetahuan tambahan
informasi diperlukan untuk kaidah yang dibuat. Informasi itu berupa nomor untuk
tiap kaidah dan kondisinya.
4.4.2 memori kerja
Memori
kerja digunakan untuk menyimpan fakta-fakta yang terjadi selama proses
konsultasi dalam sistem pakar yang disusun dan proses konsultasi berupa tanya jawab.
4.4.3 Mesin inferensi
Setelah
format pengetahuan diperoleh maka dibentuklah mesin inferensi yang dapat
menangani basis pengetahuan tersebut. Mesin inferensi mengontrol keseluruhan
eksekusi sistem pakar titik secara khusus koma dapat dikatakan bahwa mesin ini
mengontrol urutan klausa-klausa mana yang akan dieksekusi.
4.4.4 Rancangan mesin inferensi
Kemampuan
untuk melakukan dialog dengan pengguna seperti layaknya sebuah konsultasi
sistem berdialog dengan pengguna tentang masalah yang dihadapi.
Rangkuman Sistem Pakar
Analisis Perbandingan 3
Skripsi Sistem Pakar :
1. Kesehatan
2. Teknologi,
Informasi dan Komunikasi (Komputer)1. Kesehatan
3. Pertanian
Skripsi
Sistem Pakar Kesehatan
Cover
Skripsi
Judul Buku : “Sistem Pakar Indentifikasi Tingkat Depresi Remaja”
Pengarang : Juriah
Metode : Certainty Factor (CF)
Permasalahan
Bagaimana menerapkan metode Certainty Factor (CF) untuk menentukan
tingkat depresi pada remaja.
Pembahasan
Sistem pakar indentifikasi
tingkat depresi remaja dengan metode Certainty Factor ini dibuat sebagai alat
bantu untuk menentukan tingkat depresi seseorang yang diderita berdasarkan gejala-gejala
yang dialami. kemudian peran penerapan sistem pakar identifikasi tingkat
depresi remaja dengan berbasis website diharapkan dapat membantu masyarakat
awam untuk mengetahui Dini kemungkinan seseorang menderita depresi. Sistem
pakar ini bersifat dinamis sehingga dapat dengan mudah seorang admin
menambahkan atau mengupdate data yang sudah ada berdasarkan pengetahuan dari
seorang pakar sehingga pengetahuan yang terdapat dalam sistem pakar dapat
bertambah sejalan dengan perkembangan suatu gangguan dengan cara penanganannya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi depresi remaja yaitu berawal dari stres yang
tidak diatasi maka seseorang bisa jatuh ke fase depresi. Orang yang mengalami
depresi umumnya mengalami gangguan yang meliputi keadaan emosi motivasi dan
perubahan tingkah laku.
Metode Pengumpulan Data
pada tahap ini di bagi
menjadi dua tahapan data yaitu :
Data Primer
Data primer dalam penelitian
ini didapatkan dengan teknik wawancara.
Data Sekunder
Data sekunder penelitian ini
didapat dari studi literatur buku.
Decision Tree
Daftar Gejala
Implementasi Program
Implementasi program ini dibuat dengan menggunakan bahasa pemrograman
PHP dan database my SQL.
Skripsi
Sistem Pakar Komputer
Cover Skripsi
Judul Skripsi : “Sistem
pakar kerusakan handphone Sony berbasis graphical user interface”
Pengarang : Elien Norita
Metode : Graphical User
interface dengan Forward Chaining
Permasalahan
Bagaimana cara teknisi pemula memperoleh informasi tentang kerusakan
yang dialami handphone milik customer dan agaimana solusi teknisi pemula dalam
mengatasi kerusakan handphone dapat dilakukan.
Pembahasan
Mengatasi sistem pakar
berbasis graphical user interface untuk diagnosa kerusakan handphone Sony
dengan metode forward chaining bisa menghasilkan informasi yang tentunya dapat
membantu dalam mengatasi kerusakan handphone Sony militer aplikasi ini juga
dapat membantu user mengetahui range sparepart handphone dan informasi seputar sparepart.
Sistem pakar ini membantu
user, yaitu teknisi pemula, dalam memberikan solusi untuk menyelesaikan masalah
dalam kerusakan handphone, dengan sistem pakar ini user dapat mendiagnosa
kerusakan handphone berdasarkan ciri-ciri fisik yang diketahui oleh pemilik handphone,
berdasarkan ciri-ciri tersebut user dapat mendiagnosa kerusakan handphone
menggunakan sistem pakar ini
sehingga dapat keluar output sistem berupa jenis sparepart yang harus diganti
dan range harga perbaikan pada diska cell.
Metode Pengambilan Data dan
Rule Base
Dalam Pengambilan data
dilakukan pengidentifikasi masalah yang akan dikaji. Dalam hal ini adalah
dengan mengidentifikasikan permasalahan yang akan dibuat terlebih dahulu,
apapun masalah-masalah yang akan diambil dalam aplikasi untuk mengetahui
kerusakan pada handphone adalah sebagai berikut:
1. Kerusakan Baterai
2. Masalah pasa Layar
3. Kerusakan Pada Charging
4. Kerusakan Pada Signal
5. Kerusakan Pada Bluetooth
6. Kerusakan Pada Flexy Cable
7. Kerusakan Pada Audio
9. Kerusakan Pada SIM Card
Implementasi program
Implementasi perancangan
sistem pakar berbasis graphical user interface untuk diagnosa kerusakan
handphone dangan metode forward chaining dibuat berdasarkan desain yang telah
dibuat yaitu menggunakan bahasa pemrograman Visual Basic.
Skripsi
Sistem Pakar Pertanian |
Judul Skripsi : "Sistem Pakar Penyakit Tanaman Padi Menggunakan Metode Dempster Shafer"
Pengarang : Muhd Ihsan
Metode : Dempster Shafer
Permasalahan
Bagaimana menerapkan metode dempster shafer dalam mendiagnosa penyakit tanaman padi dan membangun sebuah aplikasi sistem pakar diagnosa penyakit tanaman padi dengan metode dan dampster shefer berbasis web.
Pembahasan
Sistem pakar untuk mendiagnosa penyakit tanaman padi ini menggunakan metode dampster shafer, user dapat memilih gejala-gejala yang terjadi dalam bentuk konsultasi, kemudian sistem akan melakukan proses perhitungan menggunakan metode dampster shafer untuk memperoleh persentase tingkat kepercayaan. Sistem akan memberikan output berupa daftar gejala yang telah dipilih hasil perhitungan dampster shafer hasil diagnosa berupa nama penyakit, gambar penyakit, penyebab, dan cara pengendaliannya data yang digunakan.
Metode Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yaitu studi literatur dilakukan dengan mencari literatur atau referensi dari buku jurnal dan artikel. Selain itu juga dilakukan dengan wawancara.
Decision Tree
Pengarang : Muhd Ihsan
Metode : Dempster Shafer
Permasalahan
Bagaimana menerapkan metode dempster shafer dalam mendiagnosa penyakit tanaman padi dan membangun sebuah aplikasi sistem pakar diagnosa penyakit tanaman padi dengan metode dan dampster shefer berbasis web.
Pembahasan
Sistem pakar untuk mendiagnosa penyakit tanaman padi ini menggunakan metode dampster shafer, user dapat memilih gejala-gejala yang terjadi dalam bentuk konsultasi, kemudian sistem akan melakukan proses perhitungan menggunakan metode dampster shafer untuk memperoleh persentase tingkat kepercayaan. Sistem akan memberikan output berupa daftar gejala yang telah dipilih hasil perhitungan dampster shafer hasil diagnosa berupa nama penyakit, gambar penyakit, penyebab, dan cara pengendaliannya data yang digunakan.
Metode Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yaitu studi literatur dilakukan dengan mencari literatur atau referensi dari buku jurnal dan artikel. Selain itu juga dilakukan dengan wawancara.
Decision Tree
Analisis
Pohon Keputusan
1. P1
terdapat gejala G1, G2, G3, G4, G5, G6, G7, G8
Jika terdapat gejala
adanya bercak pada pelepah daun, bercak berbentuk belah ketupat pada daun dan
pelepah daun, bercak berwarna abu-abu atau agak putih dan bagian tepinya
coklat/coklat kemerahan, bercak
coklat pada malai, bercak pada daun, buku-buku/ruas, leher malai, malai dan
bulir, busuk leher pada pangkal malai dan akhirnya malai patah, daun mati dan
mengeringnya pelepah daun, malai hampa, maka penyakit Blas / Blast pada padi.
2. P2
terdapat gejala G9, G10, G11, G12, G13
Jika terdapat gejala
adanya bercak berwarna coklat dengan titik tengah berwarna abu-abu atau putih
pada daun, bercak bewarna hitam atau coklat gelap pada kulit gabah, bercak muda
berwarna coklat gelap atau sedikit ungu, bentuknya membulat, bercak pada daun
berbentuk oval dan merata dipermukaan daun, konidiofor dan konidia tampak
seperti beludru, maka penyakit Bercak Coklat / Brown Spot pada padi.
3. P3
terdapat gejala G14, G15, G16, G17, G18, G19
Jika terdapat gejala
adanya bagian tepi bercak berwarna
coklat kemerah-merahan, gejala awal berupa bercak kecil memanjang berwarna
coklat, terdapat titik abu-abu di tengah bercak, ukuran bercak pada gabah lebih
besar dan lebih pendek, ukuran bercak pada pelepah daun dan ketiak lebih sempit
daripada daun, ukuran bercak, Panjang 2-10 mm dan lebar 1 mm, maka penyakit
Bercak Coklat Sempit pada padi,
4. P4
terdapat gejala G1, G20, G21, G22, G23, G24, G25, G26
Jika terdapat gejala
adanya bercak pada pelepah daun, bercak berwarna hijau keabu-abuan, bercak
berbentuk bulat Panjang (oval) atau elips, Bercak berwarna putih keabu-abuan
dan tepi berwarna coklat, bercak membentuk sclerotia berwarna coklat dan mudah
lepas, bercak daun berwarna bendera, maka penyakit Hawar Pelepah / Sheath Bligh / Hawar Upih Daun / Busuk
Batang / Sheah Blight and Stem Rot
pada padi.
5. P5
terdapat gejala G27, G28, G29, G30, G31
Jika terdapat gejala
adanya bola spora berwarna kuning, licin dan ditutup oleh membrane, bola spora
menutup bagian bunga, bulir padi menjadi bola (bulatan) spora, dalam satu malai
hanya sedikit bulir yang terinfeksi, membran pecah dan warnanya menjadi orange
sampai kuning kehijauan atau hijau kehitaman, maka penyakit Noda Palsu / Gosong
Palsu / False Smut pada padi.
6. P6
terdapata gejala G32, G33, G34, G35, G36, G37
Jika terdapat gejala
adanya malai yang dihasilkan kecil, pertumbuhan tanaman terhambat dan kerdil,
daun berwarna kekuning-kuningan dengan bercak-bercak berwarna coklat, daun
menjadi pendek, sempit berwarna hijau, jumlah anakan bertambah banyak dan
tumbuhnya tegak, tidak menghasilkan malai sama sekali, maka penyakit Kerdil
Rumput / Grassy Stunt pada padi.
7. P7
terdapata gejala G38, G39, G40, G41, G42
Jika terdapat gejala
adanya bercak garis kebasahan pada tepi daun atau bagian daun yang luka, daun
layu menjadi busuk, daun layu seperti tersiram air panas, daun menjadi keriput,
gajala layu pada tanaman muda, maka penyakit Kresek / Hawar Daun / Bacterial leaf blight (BLB) pada padi.
8. P8
terdapata gejala G32, G33, G43, G44, G45, G46, G47, G48
Jika terdapat gejala
adanya malai yang dihasilkan kecil, pertumbuhan tanaman terhambat dan kerdil,
bulir mandul (steril), daun menguning sampai jingga dari pucuk daun ke arah
pangkal, jumlah anakan berkurang, terdapat bitnik-bintik coklat kehitaman pada
bulir, terlihat bitnik-bintik coklat bekas tusukan serangga penular pada daun
tua, terlihat seperti mottle pada daun muda, maka penyakit Tungro pada padi.
Rule Base
1. Rule
1
IF
Bercak
pada pelepah daun AND Bercak
berbentuk belah ketupat pada daun dan pelepah daun AND Bercak berwarna abu-abu atau agak putih dan bagian tepinya
coklat/coklat kemerahan AND Bercak
coklat pada malai AND Bercak pada
daun, buku-buku/ruas, leher malai, malai dan bulir AND Daun mati dan mengeringnya pelepah daun AND Malai hampa THEN
Blas/Blast.
2. Rule
2
IF
Bercak berwarna coklat dengan titik tengah berwarna abu-abu atau putih pada
daun AND Bercak bewarna hitam atau
coklat gelap pada kulit gabah AND
Bercak muda berwarna coklat gelap atau sedikit ungu, bentuknya membulat AND Bercak pada daun berbentuk oval dan
merata dipermukaan daun AND
Konidiofor dan konidia tampak seperti beludru THEN Bercak Coklat/Brown Spot
3. Rule
3
IF
Bagian tepi bercak berwarna coklat
kemerah-merahan AND Gejala awal berupa
bercak kecil memanjang berwarna coklat AND
Terdapat titik abu-abu di tengah bercak AND
Ukuran bercak pada gabah lebih besar dan lebih pendek AND Ukuran bercak pada pelepah daun dan ketiak lebih sempit
daripada daun AND Ukuran bercak,
Panjang 2-10 mm dan lebar 1 mm THEN Bercak Coklat Sempit
4. Rule
4
IF
Bercak pada pelepah daun AND Bercak
berwarna hijau keabu-abuan AND
Bercak berbentuk bulat Panjang (oval) atau elips AND Bercak berwarna putih keabu-abuan dan tepi berwarna coklat AND Bercak membentuk sclerotia
berwarna coklat dan mudah lepas AND
Bercak daun berwarna bendera AND Panjang
bercak 2-3 cm AND Seluruh daun
menjadi hawar THEN Hawar Pelepah/Sheath Bligh/Hawar Upih Daun/Busuk
Batang/Sheath Blight and Stem Rot.
5. Rule
5
IF
Bola
spora berwarna kuning, licin dan ditutup oleh membrane AND Bola spora menutup bagian bunga AND Bulir padi menjadi bola (bulatan) spora AND Dalam satu malai hanya sedikit bulir yang terinfeksi AND Membran pecah dan warnanya menjadi
orange sampai kuning kehijauan atau hijau THEN
Noda Palsu/Gosong Palsu/False Smut.
6. Rule
6
IF
Malai
yang dihasilkan kecil AND Pertumbuhan
tanaman terhambat dan kerdil AND Daun
berwarna kekuning-kuningan dengan bercak-bercak berwarna coklat AND Daun menjadi pendek, sempit berwarna
hijau AND Jumlah anakan bertambah
banyak dan tumbuhnya tegak AND Tidak
menghasilkan malai sama sekali THEN Kerdil
Rumput/Grassy Stunt.
7. Rule
7
IF
Bercak
garis kebasahan pada tepi daun atau bagian daun yang luka AND Daun layu menjadi busuk AND
Daun layu seperti tersiram air panas AND
Daun menjadi keriput AND Gajala
layu pada tanaman muda THEN Kresek/Hawar
Daun/Bacterial leaf blight (BLB)
8. Rule
8
IF
Malai
yang dihasilkan kecil AND Pertumbuhan
tanaman terhambat dan kerdil AND Bulir
mandul (steril) AND Daun menguning
sampai jingga dari pucuk daun kea rah pangkal AND Jumlah anakan berkurang AND
Terdapat bitnik-bintik coklat kehitaman pada bulir AND Terlihat bitnik-bintik coklat bekas tusukan serangga penular
pada daun tua AND Terlihat seperti
mottle pada daun muda THEN Tungro
Implementasi program
Implementasi perancangan sistem pakar untuk diagnosa penyakit tanaman padi dangan metode Dampster Shafer dibuat berdasarkan desain yang telah dibuat yaitu menggunakan bahasa pemrograman Visual Basic.
Analisis SWOT
1. Strengths
(Kekuatan) pada aplikasi ini adalah dapat menganalisa/mengidentifikasi
penyakit pada tanaman padi
2. Weaknesses
(Kelemahan) pada aplikasi ini adalah sistemnya terbatas hanya untuk
mengidentifikasi penyakit pada tanaman padi. Jika ditambah, maka diperlukan
pendataan ulang.
3. Opportunities
(Peluang) pada aplikasi ini adalah dapat digunakan pada orang yang awam dengan
computer maupun penyakit pada tanaman padi dan penggunaan aplikasi ini yang
terbilang mudah.
4. Threats (Ancaman)
pada aplikasi ini adalah dapat tergantikan dengan aplikasi yang lebih mencakup
banyak permasalahan dan gejala pada penyakit tanaman padi.